Bocah Taliban Lolos dari Maut Mutiara Timur

Bocah Taliban Lolos dari Maut Mutiara Timur

"

suarahukum.com, SURABAYA - Ahmad Taliban, warga Pulo Tegalsari, Kelurahan/ Kecamatan Wonokromo, tidak menangis. Balita berusia 3 tahun itu cuma memegangi kepalanya. Mungkin air matanya sudah kering. Selama hampir satu jam dia tertelungkup di bawah bak kendaraan roda tiga Fukuda yang tertimpa bak truk Fuso dalam kecelakaan kereta api (KA) malam Mutiara Timur jurusan Surabaya - Banyuwangi di perlintasan KA pertigaan Jl A Yani - Jemursari, Rabu (11/6/2014) malam.

Ratusan warga yang berhasil mengevakuasinya, pada sekitar pukul 23.00, langsung melarikan bocah malang ini ke rumah sakit terdekat. "Taliban cuma mengalami luka ringan di kepalanya," ujar sang ayah, Saifuddin (40).

Malam itu sebenarnya Saifuddin mengajak Taliban ke rumah saudaranya yang sedang punya hajat di kawasan Menanggal. Mengendarai kendaraan roda tiga Fukuda Nopol L 9524 K, si Kecil Taliban dibonceng di bak belakang. Angin sepoi-sepoi pada malam usai diguyur hujan itu membuat Taliban tertidur pulas di bak motor Fukuda. Sang ayah mengendarainya dengan santai.

Belum separuh perjalanan, Saifuddin melihat sebuah truk FUSO Nopol L 8981 UX mogok tepat di atas perlintasan KA pertigaan Jl A Yani-Jemursari. Puluhan warga tampak mencoba mendorongnya. Rasa kemanusiaan Saifuddin terketuk untuk turut membantunya. Dia pun menghentikan kendaraannya di pinggir sisi kiri Jl A Yani, yang bersebelahan dengan perlintasan KA.

Anaknya yang tertidur pulas di bak motor Fukuda-nya ditinggal. Saifuddin segera bergegas bergabung dengan puluhan warga setempat untuk mendorong truk Fuso yang mogok itu. Nahas, kereta malam Mutiara Timur keburu datang dengan kecepatan tinggi dari arah stasiun Wonokromo. Puluhan warga, beserta Saifuddin, yang tak kunjung berhasil mendorong truk Fuso dari perlintasan KA itu langsung lari berhamburan menyelamatkan diri masing-masing. Saifuddin baru menyadari, anaknya, Taliban, terbalik bersama motor Fukuda-nya dan tertindih bak truk Fuso nahas yang baru saja dihantam KA Mutiara Timur itu.

"Ada truk mogok ditengah rel kereta api. Orang pada bantu menolong, saya juga ikut bantu. Anak saya saat itu masih dikendaraan dengan kondisi mesin hidup. Saya lupa dan lari ketika kereta mendekat, saya berfikir anak saya bagaiamana. Tiba-tiba anak saya ditemukan warga diaspal merangkak keluar dari bak kondaraan," kata Saifuddin tegang.
 
Bocah Taliban menjadi satu-satunya korban dalam kecelakaan maut itu. "Tidak ada korban jiwa dalam kecelakaan ini. Taliban cuma mengalami luka ringan di kepala. Saat ini sudah kita rujuk di RSUD Dr Soetomo," terang Kapolrestabes Kota Surabaya, Kombespol Setija Junianta, di lokasi kecelakaan tadi malam. (NSR)
"

Wali Kota Surabaya Tebang Pilih Kasus Lingkungan
Hakim Selalu Mangkir Panggil Saksi Pelapor Kasus Kurator